January 19, 2023

Kualitas

 Pagi tadi mami saya bertanya kepada saya, "skin Mobile Legends itu harganya memang berapa, sih?".


Sebagai seorang pemain Mobile Legends dari musim pertama, saya sempat tertegun dengan pertanyaan mami. Karena menurut saya, mami tidak pernah terlalu ambil pusing saat saya bermain gim tersebut—kecuali saat saya sampai marah karena kalah (manusiawi). Ternyata, salah satu tetangga kami curhat sama mami dan bilang kalau anaknya sampai membohonginya dan menggunakan uang SPP sekolah untuk top up diamond dari gim tersebut.


Lantas, setelah saya mendapatkan informasi tersebut, saya tidak dapat melupakan kenyataan kalau kualitas anak-anak jaman sekarang menurun. Siapa yang salah?


Kita kembali ke masa lalu saat pertama kali saya diperkenalkan konsol gim saat umur saya 4 tahun oleh keluarga saya. Konsol pertama saya adalah SEGA dan gim pertama yang saya mainkan adalah Sonic the hedgehog. Lalu kemudian berevolusi dan diperkenalkan dengan konsol gim lain seperti Playstation, Xbox, hingga gim PC seperti Counter Strike dan Point Blank. Semua itu saya mainkan dan hingga saat ini, saya suka bermain gim. Tetapi mengapa dulu saya masih terbilang tidak nyeleneh?


Saya ingat saat saya sudah mulai mengenal gim PC, saya bisa bolak-balik ke warnet dekat sekolah untuk bermain di hari Jumat selepas sekolah. Saya selalu bilang pada mami saya jika saya akan pulang telat karena bermain gim online. Saat itu sama sekali tidak terbesit dipikiran saya untuk berbohong atau bahkan berlaku curang dibalik apa yang saya lakukan. Bahkan saat masih kecil, ketika saya ingin bermain gim, saya harus bernegosiasi dulu kepada orangtua saya, sebelum saya bisa diperbolehkan untuk bermain—seperti cuci piring atau menghafalkan ayat Al-qur'an.


Saat ini, saat teknologi sudah semakin maju, informasi seolah semakin mudah untuk didapatkan. Orang-orang yang mungkin dulu kesulitan dalam mendapatkan informasi karena harus membaca buku, sekarang sudah bisa lebih memangkas waktunya untuk mendapatkan informasi di dalam internet dengan kurun waktu yang sangat singkat—bahkan informasi bisa diperoleh secara mudah dengan hanya menonton video singkat berdurasi satu hingga lima menit.


Lantas, mengapa kualitas anak-anak di era ini semakin menurun?

Saya pribadi berpikir jika kualitas anak yang menurun sejak dini merupakan hasil dari didik orangtua yang belum matang. Saya mengobservasi bahwa sebagian orangtua muda yang saya temui di luar sana, lebih suka untuk mengambil jalan pintas saat anaknya sedang tantrum atau rewel. Jalan pintas yang paling mudah ditemui adalah gadget dan video viral dari platform media sosial. 


Hal itu menurut saya yang menjadi dampak utama anak-anak di era ini menjadi;

1. Kurang berempati.

2. Kurang mawas diri.

3. Kurang memiliki sifat tanggung jawab.


Saya mungkin belum menjadi orang tua dan saya menyayangkan bagaimana masih banyak orangtua yang tidak siap dalam mendidik anak-anak mereka. Karena jika tidak dari kecil, hal buruk biasanya akan lebih sulit untuk diubah saat mereka besar nantinya. 


Harapan saya semoga siapapun yang ingin menjadi orangtua kelak, dapat membimbing anaknya dan memberikan pengertian lebih terhadap apa yang sedang mereka hadapi daripada harus menutup diri, karena komunikasi adalah hal utama dalam sebuah hubungan.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Hey, tell me about your thoughts! :D

vousvoyezenia.blogspot.com. Powered by Blogger.